Media asal Amerika Serikat, Bloomberg membocorkan calon menteri keuangan di kabinet yang akan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumin...
Media asal Amerika Serikat, Bloomberg membocorkan calon menteri keuangan di kabinet yang akan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka jika kelak terpilih menjadi Presiden dan Wapres RI menggantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Prabowo Subianto dikabarkan tak akan mengangkat Sri Mulyani Indrawati sebagai menteri keuangan.
Padahal, Sri Mulyani sudah dipercaya oleh 2 presiden untuk menjabat menteri keuangan, yakni Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden RI ke-7 Jokowi.
"Menteri Keuangan yang baru akan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, wanita satu-satunya yang pernah ditunjuk untuk jabatan tersebut sejak kemerdekaan Indonesia pada 1945," demikian tulis Bloomberg dalam berita berjudul "Prabowo Eyes Former Bankers for Indonesia Finance Minister Role"
Sosok menteri keuangan pilihan Prabowo menurut Bloomberg adalah eknokrat yang dapat mengamankan pendanaan untuk janji-janji kampanyenya sambil menjunjung kehati-hatian fiskal.
Menteri Pertahanan RI tersebut pun kini mengincar sejumlah bankir.
Mereka adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar.
Bloomberg menulis, berdasarkan informasi dihimpun, keempat orang itu dipandang paling cocok untuk menduduki jabatan tersebut karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif.
Sumber Bloomberg berpendapat kecil kemungkinannya Prabowo akan melibatkan posisi menteri keuangan dalam tawar-menawar politik apa pun, karena ia menganggap jabatan tersebut di atas politik dan memerlukan kecerdikan dalam mengelola anggaran.
Lalu, siapa sebenarnya keempat orang tersebut?
1. Budi Gunadi Sadikin
Budi Gunadi Sadikin dilantik menjadi Menteri Kesehatan RI pada tanggal 23 Desember 2020.
Sebelumnya, pria kelahiran Bogor, Mei 1964 itu menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara I sejak November 2019.
Berkiprah sebagai Wakil Menteri yang membidangi BUMN Kesehatan dan Farmasi, dia terlibat aktif dalam penanggulangan pandemi COVID-19 dengan membuka jaringan internasional dan mengerahkan sumberdaya dalam negeri untuk pengadaan alat PCR test, vaksin COVID beserta sistem pelaksanaan dan distribusi vaksin, dan juga pengadaan obat penyembuhan (therapeutic) COVID-19.
Dia juga berperan aktif dalam penanganan COVID-19 dengan memonitor dan mengelola 70 rumah sakit BUMN.
Budi Gunadi Sadikin memulai kariernya pada tahun 1988 sebagai Information Technology Officer di Kantor Pusat IBM Asia-Pasifik di Tokyo, Jepang, dan selanjutnya bergabung dengan PT Bank Bali Tbk hingga tahun 1999.
Berikutnya beliau menjabat sebagai Director of Consumer and Commercial Banking untuk ABN AMRO Bank Indonesia & Malaysia.
Dia juga sempat bergabung dengan PT Bank Danamon Tbk. dan Adira Quantum Multi Finance.
Tahun 2006, dia menjabat sebagai Direktur Micro dan Retail Banking Bank Mandiri.
Setelah menyelesaikan jabatannya di Bank Mandiri, beliau menjabat sebagai Senior Advisor Menteri Badan Usaha Milik Negara dari tahun 2016 sampai dengan 2017.
Selanjutnya, dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) (Persero) dari September 2017 sampai dengan November 2019.
2. Kartika Wirjoatmodjo
Kartika Wirjoatmodjo lahir 18 Juli 1973 adalah seorang akuntan, konsultan keuangan dan mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri periode 2016 hingga 2019.
Pada 23 Oktober 2019, dia bersama Budi Gunadi Sadikin diangkat menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara oleh Presiden Indonesia Joko Widodo untuk Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 dengan Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Sebelum menjadi Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko panggilan akrabnya malang melintang memimpin institusi keuangan ternama di Indonesia, dimulai dari PT Bank Mandiri Tbk sebagai chief financial officer (tahun 2015-2016) kemudian dipercaya menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk pada tahun 2016-2019, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (tahun 2014-2015), dan Direktur Utama Indonesia Infrastructure Finance (tahun 2011-2013) serta Managing Director PT Mandiri Sekuritas pada tahun 2008-2011.
Kartika Wirjoatmojo juga pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) berdasarkan rapat umum anggota pada 27 Juni 2016 untuk masa jabatan 2016-2020.
3. Mahendra Siregar
Mahendra Siregar lahir 17 Oktober 1962 adalah ekonom dan pejabat publik Indonesia.
Sejak bulan Juli 2022, ia merupakan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia (2019-2022), Wakil Menteri Perdagangan Indonesia (2009-2011), dan Wakil Menteri Keuangan Indonesia (2011-2013).
Ia pernah pula bertugas sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013-2014) dan Duta Besar untuk Amerika Serikat (2019) di Washington, DC.
Mahendra Siregar lahir dari pasangan orang tua yang berasal dari etnis Angkola dan Minangkabau.
Ia menempuh pendidikan tingkat sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan pascasarjana di Universitas Monash, Australia.
4. Royke Tumilaar
Royke Tumilaar adalah putra Sulawesi.
Dia lahir di Manado, Sulut, 21 Maret 1964.
Kini, dia menjabat Direktur Utama Bank Negara Indonesia menggantikan Herry Sidharta.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri,menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang diangkat menjadi wakil menteri BUMN.
Posisinya di Bank Mandiri lalu digantikan oleh Hery Gunardi sebagai pejabat pengganti sementara.
Royke adalah alumni Universitas Trisakti tahun 1987.
Ia mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari jurusan Jurusan Ekonomi Manajemen disana. Ia juga memperoleh gelar Master of Business Finance di University of Technology Sydney pada tahun 1999.
Royke memulai karier sebagai analis kredit di Bank Dagang Negara. Jabatan terkahirnya di Bank Dagang Negara adalah Senior Professional di Tim Penyelesaian Kredit.
Setelah krisis moneter pada tahun 1998, Royke bergabung dengan Bank Mandiri yang merupakan gabungan bank-bank yang dilebur pasca krisis seperti Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.
Royke pernah memegang berbagai jabatan struktural di Bank Mandiri. Pada tahun 2007, ia menjadi Group Head Regional Commercial Sales I hingga Mei 2010.
Pada Agustus 2009, ia merangkap jabatan sebagai Komisiaris Mandiri Sekuritas. Setelah itu ia menjadi Group Head of Commercial Sales Jakarta dan memegang jabatan tersebut selama setahun hingga Mei 2011. Setelah itu ia dipromosikan menjadi Direktur Pengelolaan Perbendaharaan, Institusi Finansial dan Pengelolaan Aset Khusus.
Lalu, sebelum menjadi direktur utama ia menjabat sebagai Direktur Corporate Banking.(makassar.tribunnews.com)