Viral satu keluarga terkena penyakit stroke gara-gara rutin konsumsi makanan 'haram'. Bahkan dalam keluarga tersebut ada satu anak k...
Viral satu keluarga terkena penyakit stroke gara-gara rutin konsumsi makanan 'haram'.
Bahkan dalam keluarga tersebut ada satu anak kecil yang menderita tekanan darah tinggi.
Dikutip dari Sanook, Jumat (5/7/2024), seorang perawat Taiwan yang terkenal bernama Tan Dunci membagikan pengalamannya.
Ia juga mengingatkan setiap rumah tangga dalam memilih “Minyak goreng” sangatlah penting.
Pasalnya, pernah ada kasus 3 anggota keluarga yang sama, ayah, ibu dan anak, semuanya mengalami stroke iskemik.
Putranya juga didiagnosis menderita tekanan darah tinggi.
Ditemukan bahwa penyebab penyakit itu adalah makan lemak babi setiap kali makan.
Berdasarkan informasi, keluarga itu memiliki karier sebagai penjual babi.
Mereka tidak hanya makan daging babi setiap hari.
Tapi lemak babi juga digunakan untuk memasak.
Seiring berjalannya waktu, anggota keluarga jatuh sakit, mereka mengidap stroke, satu per satu.
Lebih dari itu, anak berusia 10 tahun, yaitu usia yang seharusnya penuh energi menyenangkan, harus menderita tekanan darah tinggi.
Itu karena lemak babi mengandung asam lemak jenuh yang tinggi.
Sehingga akan meningkatkan kolesterol jahat.
Konsumsi berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan, karena berbagai jenis minyak goreng dapat bertahan pada suhu yang berbeda-beda selama memasak, oleh karena itu harus memilih menu yang sesuai.
Sementara itu, rasa sesekali lemak babi pada makanan dianggap tidak berbahaya.
Tapi keluarga ini menggunakannya setiap kali makan, sehingga mengakibatkan berbagai penyakit datang.
Memilih minyak yang baik dengan hati-hati sama pentingnya.
Terkait hal ini, Tan Dunzi berpesan agar dalam memasak sebaiknya usahakan menggunakan minyak yang tersedia, "Tinggi asam lemak tak jenuh tunggal," yang direkomendasikan oleh American College of Cardiology termasuk minyak teh, minyak zaitun, dan minyak canola , yang semuanya kaya akan asam lemak tak jenuh ganda.
Minyak seperti itu dapat membantu meningkatkan kolesterol baik tubuh.
Awalnya Merasa Ngantuk Terus dan Lelah, Bocah 9 Tahun Terkena Stroke
Kejadian tak biasa dialami seorang anak di Singapura, dia awalnya merasakan lelah dan mengantuk terus.
Rupanya anak ini mengalami masalah pada jantungnya, juga terkena stroke ringan setelah gagal jantung.
Yang lebih mencengangkan lagi, biaya pengobatan untuk anak itu menyentuh angka Rp 2,2 miliar.
Bocah berusia sembilan tahun di Singapura ini telah menghabiskan sembilan hari di unit perawatan intensif (ICU).
Sakit yang diderita Matt Aeron Semodio ini tak biasa. Sebab dia terkena stroke ringan setelah gagal jantung.
Meski dia kini dalam proses pemulihan, tetapi keluarganya harus membayar tagihan sebesar S$190.000 (Rp 2,2 miliar) untuk perawatan medisnya.
Sebagaimana diberitakan Mothership pada Minggu (25/2/2024), sebelum dirawat di rumah sakit, ia merasa lelah.
Aeron merasa terganggu dengan rasa lelah dan kantuk yang tidak biasa, bahkan harus tidur beberapa kali dalam sehari.
Tetapi karena kondisinya semakin memburuk bahkan setelah kunjungan ke dokter umum malam itu, ia akhirnya dilarikan ke Unit Gawat Darurat Anak di Rumah Sakit Wanita dan Anak (KKH) KK setelah mengalami nyeri dada yang parah.
Aeron dirawat di ICU pada dini hari 5 Januari 2024 dan didiagnosis menderita miokarditis, yang mengacu pada peradangan otot jantung.
Karena fungsi jantungnya anjlok, maka menyebabkan kolaps jantung paru, atau dikenal sebagai gagal jantung.
Menurut Shin Min Daily News, anak laki-laki tersebut mengalami serangan jantung saat menjalani intubasi, sebuah proses dimana selang dimasukkan melalui mulut atau hidung, dan melalui saluran pernapasan.
Aeron harus berjuang untuk hidupnya saat dia menjalani beberapa prosedur dan intervensi.
Tak hanya itu saja, Aeron juga didiagnosis positif Covid-19 yang semakin memperumit kondisi kritisnya.
Usai sembilan hari di ICU, jantungnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan, sehingga ia dapat berhenti menggunakan alat bantu hidup pada 16 Januari 2024.
Dia kemudian diekstubasi dan menghentikan dialisis.
Meskipun ia menderita stroke ringan yang mempengaruhi pergerakan di sisi kirinya, hari itu tetap menjadi hari kemenangan baginya.
Meski demikian, keluarga Aeron kini berjuang untuk menutupi biaya pengobatan akibat cobaan tersebut.
Walaupun memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia, termasuk asuransi, Medisave, dan tabungan pribadi, biaya yang dikeluarkan jauh melebihi kemampuan keluarga Aeron.
Keluarga tersebut sekarang mencari bantuan dana untuk tagihan medisnya melalui layanan penggalangan dana.
Sejauh ini, mereka telah mengumpulkan S$59.404 (Rp 690 juta) dari target S$190.000 (Rp 2,2 miliar) yang dibutuhkan.(newsmaker.tribunnews.com