Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan sejumlah kecurangan Bobby Nasution yang merupakan menantu Joko Widodo di...
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan sejumlah kecurangan Bobby Nasution yang merupakan menantu Joko Widodo di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024. PDIP bakal mengadukan kecurangan itu ke Bawaslu.
"Berbagai macam cara dilakukan untuk bisa memenangkan Bobby Nasution melalui kecurangan-kecurangan yang menggunakan partai coklat (parcok), bansos, PJ kepada daerah-daerah dan desa," katanya dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jalarta Pusat, Kamis (28/11/2024).
Djarot merinci intimidasi parcok kepada pemerintah desa di Sumut untuk dijadikan sebagai tim sukses di dalam pemungutan suara.
Bahkan ada oknum di polsek untuk mengamankan suara Bobby. Tapi Djarot mendapati mereka yang mengetahui hal itu berupaya dibungkam.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saeful Hidayat didampingi Adian Napitupulu mengungkapkan sejumlah kecurangan Bobby Nasution yang merupakan menantu Joko Widodo di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024. PDIP bakal mengadukan kecurangan itu ke Bawaslu.Lihat gambar di aplikasi hemat data hingga 80%.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saeful Hidayat didampingi Adian Napitupulu mengungkapkan sejumlah kecurangan Bobby Nasution yang merupakan menantu Joko Widodo di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024. PDIP bakal mengadukan kecurangan itu ke Bawaslu. (Wartakotalive.com/ Yolanda Putri Dewanti)
"Saya bertemu dengan beberapa teman di sana termasuk orang-orang desa yang diintimasi oleh parcok, saya bilang sebaiknya kalau bicara apa adanya dan mau bersaksi tapi dia takut kenapa? Karena akan dicari-cari dan sudah dicari-cari salahnya terutama di dalam pemerintahan dan anggaran desa. Semua ini suruh mereka hingga mereka merasa ketakutan. Inilah bentuk intimidasi secara nyata dan dia mengatakan pada saya mohon maaf Pak Djarot saya tidak berani," ujar Djarot.
Meski demikian, Djarot menyebut tim PDIP di Sumut telah menghimpun barang bukti. Nantinya barang bukti ini akan diadukan lewat Bawaslu.
"Teman-teman di Sumatera Utara sudah mengumpulkan bukti-bukti baik itu beberapa bentuk video rekaman kemudian surat menyurat rencananya semua dan melaporkan kepada Bawaslu," ujar Djarot.
Djarot berharap laporan itu dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur. Meski Djarot menduga adanya oknum penyelenggara Pemilu yang "masuk angin".
"Persoalannya ternyata penyelenggara Pemilu ada oknum yang masuk angin. Jadi laporan diabaikan," ujar Djarot.
Atas temuan itu, Djarot mengingatkan menang dan kalah dalam demokrasi adalah hal wajar. Tapi Djarot mempersoalkan cara yang ditempuh Bobby dalam meraih kemenangan itu tergolong tidak wajar.
"Persoalannya adalah di dalam memenangkan proses demokrasi dalam negara apakah kira-kira demokrasi nilai-nilai demokrasi, norma-norma negara itu bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak, apakah di dalam memenangkan pasangan calon tertentu itu juga menempatkan ada etika moral dalam diri seseorang," jelas dia.
Bobby Nasution Beri Pesan ke Edy Rahmayadi
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatra Utara (Sumut) nomor urut 1 Bobby Nasution-Surya unggul hasil quick count atau hitung cepat atas pasangan nomor urut 2 Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
Keunggulan itu disambut oleh tim pemenangan dan relawan Bobby-Surya dengan menggelar pertemuan di posko pemenangan, Jalan Balai Kota, Kota Medan, Rabu (27/11/2024).
"Insyallah (menang), karena itu kita sampaikan ini gambar yang harus kita jaga di lapangan karena prosesnya berjalan terus."
"Ya kita bergerak saja, berdoa tentu harapannya yang terbaik," ucap Bobby, dilansir Tribun-Medan.com.
Saat ditanya pesan kepada Edy-Hasan, Bobby mengatakan bahwa kedua belah pihak telah memberikan sumbangsih kepada masyarakat Sumut.
Menurutnya, selama kampanye, Edy-Hasan sudah memberikan banyak pemikiran untuk membangun Sumatra Utara.
Namun, jelas Bobby, pilihan terhadap calon pemimpin Sumut berada di tangan masyarakat.
"Ya sama-sama lah, Pak Edy dan Pak Hasan sama-sama sudah memberikan pemikiran dan gagasan untuk membangun Sumut selama masa kampanye."
"Inilah yang sama-sama kita lakukan, yang memilih biar masyarakat," tutur menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini.
Hasil Quick Count
Bobby-Surya maju Pilkada Sumut 2024 dengan diusung 10 partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Sedangkan, Edy-Hasan diusung PDIP dan Partai Hanura.
Berikut hasil quick count yang dirilis Indikator Politik yang mana suara masuk sudah mencapai 100 persen.
Bobby Nasution-Surya: 62.71 persen.
Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala: 37.29 persen.
Akan tetapi, belum ada data mengenai rekapitulasi perolehan suara para paslon di laman KPU.
Sementara itu, berdasarkan data dari situs jagasuara2024.org, saat ini data TPS yang masuk sudah mencapai 89.81 persen per Kamis pukul 08.31 WIB.
Hasilnya Bobby-Surya unggul dengan perolehan 64.33 persen suara, sedangkan Edy-Hasan mencatatkan 35.67 persen suara.
Efek Jokowi
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza menilai keunggulan pasangan Bobby Nasution dan Surya dalam quick count bukan suatu yang mengejutkan.
Riza menilai, Bobby dan Surya memiliki keunggulan dibandingkan pasangan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala.
Selain gerbong politik yang besar, faktor Jokowi juga penting bagi kemenangan besar.
"Saya kira hasil tersebut tidak terlalu mengagetkan. Sebab, survey sebelumnya juga telah menyatakan raihan angka kurang lebih dengan disparitas yang cukup jauh," kata Riza kepada tribun-medan, Kamis (28/11/2024).
Dia mengatakan, sejak awal penetapan calon Gubernur, kerja kerja pemenangan Bobby-Surya terus berjalan.
Dengan usungan 10 partai Bobby lebih mudah mensosialisasikan program programnya kepada masyarakat di Sumut.
"Sejak awal performa politik Bobby cukup mapan dan potensial. Bayangan Jokowi, Dukungan banyak parpol, dan konsolidasi mesin pemenangan. Semua berjalan full performance," lanjut Riza.
Selain itu, sosok Bobby dianggap memberi harapan baru kepada pembangunan Sumut.
Apalagi selama kampanye salah isu yang kerap dibahas adalah persoalan infrastruktur yang belum memadai di Sumut.
"Kedua, secara figur, Bobby lebih dianggap memberi pengharapan baru bagi masyarakat soal pembangunan di provinsi. Pasangannya, Surya, juga menambah performa politik lebih terbuka dan mendapatkan dukungan lebih luas," lanjut Riza.
Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Bobby dan Surya meriah 62 persen suara. Sementara pasangan Edy dan Hasan meraih 37 suara.
Riza mengatakan, dengan dukungan PDIP dan Hanura Edy sebenarnya telah berusaha memaksimalkan perolehan suara.
Namun sekali lagi kata Riza, Bobby memiliki mesin politik yang lebih besar dan canggih ketimbang Edy.
"Ya. Ini secara praktis kan bagaimana maksimalisasi strategi dari ketersediaan sumber daya yang ada. Namun Bobby memiliki strategi yang lebih canggih," tutupnya. (wartakota.tribunnews.com)