Pascaviralnya video pelanggaran Hari Raya Nyepi di wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana yang tersebar di media sosia...
Pascaviralnya video pelanggaran Hari Raya Nyepi di wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana yang tersebar di media sosial, Kelurahan Loloan Timur menegaskan komitmen untuk mengevaluasi kejadian itu sehingga tidak terulang kembali.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan silaturahmi sekaligus halal bihalal hari raya Idul Fitri yang dilaksanakan Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana. Acara itu berlangsung di rumah Lurah Loloan Timur pada Selasa (1/4/2025).
Sebelumnya, video-video yang beredar di media sosial menunjukkan masyarakat Kampung Loloan beraktivitas seperti biasa saat Nyepi, termasuk bersepeda, berkendara motor, dan bahkan aktivitas jual beli. Banyak komentar negatif muncul di setiap video yang dibagikan dan menjadi sorotan berbagai pihak.
Guna menyikapi pelanggaran Nyepi yang viral tersebut, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jembrana pun telah menggelar rapat koordinasi di Rumah Jabatan Bupati Jembrana pada Minggu (30/3/2025).
Selanjutnya komitmen itu ditegaskan dalam kegiatan silaturahmi Lebaran di Loloan Timur. Acara berlangsung dalam suasana hangat hadir pula sejumlah tokoh di antaranya anggota DPRD, Lurah Loloan Barat dan Loloan Timur, Bendesa Adat Lokasari beserta jajaran, tokoh agama, tokoh pemuda serta unsur tokoh masyarakat lainnya.
Seluruh tokoh sepakat dan berkomitmen untuk senantiasa menjaga semangat toleransi yang telah berjalan dengan baik di Jembrana. Termasuk untuk menjaga pelaksanaan hari raya Nyepi berikutnya bisa lebih baik.
Mereka juga menyadari Keberagaman adat dan agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari di Kelurahan Loloan Timur dan Loloan Barat, Kabupaten Jembrana. Ikatan itu pula sudah lama terjalin dengan konsep menyama braya.
"Kami mengevaluasi kegiatan keagamaan yang sudah terlaksana, untuk ke depannya kami akan berupaya lebih baik lagi agar setiap perayaan hari raya dapat terlaksana dengan baik dengan tetap mengedepankan humanisme dan koordinasi dengan berbagai stakeholder yang ada di kelurahan kami dan di kabupaten Jembrana," ucap Lurah Loloan Timur, Syukron Hadiwijaya.
Sementara itu, I Nengah Mahadiarta selaku Bendesa Adat Lokasari, Kelurahan Loloan Timur mengungkapkan pelaksanaan hari raya terutama hari raya Nyepi di wilayah Loloan Timur sangat membutuhkan toleransi yang sangat tinggi dengan saling menghormati kepercayaan masing-masing.
"Kami ke depan berusaha menjaga lebih ketat lagi apa yang menjadi harapan kita bersama, dimana keamanan dan ketertiban dalam rangkaian hari Nyepi ini bisa kami laksanakan dengan komunikasi yang erat ke depannya," ungkapnya.
Mahadiarta menambahkan, pihaknya telah membuat kesepakatan dengan seluruh tokoh di Loloan Timur untuk bagaimana menjaga toleransi yang sudah berlangsung sejak lama sehingga bisa diikuti oleh seluruh generasi berikutnya.
"Kami sepakat dengan Bapak Lurah, tokoh-tokoh masyarakat dan sesepuh Alim Ulama yang ada di lingkungan Loloan Timur dan Loloan Barat, sepakat menjaga kebersamaan dan menjaga situasi keharmonisan yang sudah terjalin dari dulu dan lebih dipererat lagi dengan silaturahmi," ujarnya.(posbali.net)