Pembuktian soal ijazah Jokowi asli atau palsu masih terus bergulir hingga sekarang bahkan makin memanas. Bagaimana tidak, Roy Suryo bersama...
Pembuktian soal ijazah Jokowi asli atau palsu masih terus bergulir hingga sekarang bahkan makin memanas.
Bagaimana tidak, Roy Suryo bersama timnya menolak hasil uji lab forensik ijazah Jokowi yang dilakukan oleh Bareskrim Polri.
Meski pemeriksaan belum rampung dilakukan, namun tim Roy Suryo menolak keras hasil uji lab tersebut.
Mereka tak mempercayai hasil tersebut bahkan menuntut ingin terlibat langsung dalam pengecekan ijazah Jokowi.
Tak hanya sampai disitu, skripsi Jokowi juga dipermasalahkan oleh Roy Suryo.
Imbas banyak kejanggalan itulah membuat Roy Suryo tak berehnti mengumpulkan bukti-bukti dan terus menuding bahwa ijazah dan skripsi Jokowi janggal.
Terbaru, teman kuliah Jokowi angkat bicara dan mengurai respon menohok kepada pihak yang sinis menuding ijazah Presiden ke-7 tersebut adalah palsu.
Teman kuliah Jokowi bernama Andi Pramaria bahkan memperlihatkan bukti valid yang dipegangnya terkait dengan keaslian ijazah sang presiden.
Andi tampak gusar lantaran mendengar banyak tudingan miring yang meragukan keaslian ijazah Jokowi.
Karenanya saat ditanya detail soal momen wisuda bersama Jokowi hingga sosok sang presiden, Andi Pramaria pun menceritakannya dengan bersemangat.
Andi yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan NTB itu mengaku dirinya dulu wisuda bareng Jokowi di tahun 1985.
Kenal dengan Jokowi sejak semester 1 di Fakultas Kehutanan, Andi masih ingat betul dengan jumlah rekannya yang diwisuda bersamaan dengannya.
Cerita tersebut disampaikan Andi saat menanggapi isu ijazah palsu Jokowi.
"Enggak apa-apa kalau memang (ijazah Jokowi) diragukan, tetapi kami ini mempunyai teman-teman yang dulu seangkatan memang bisa menjadikan saksi bahwa beliau (Jokowi) kuliah bersama-sama kemudian 11 orang lulus bareng dan diwisuda bareng di tanggal 19 November 1985, kalau masuknya 1980," ungkap Andri Pramaria dikutip dari tayangan inewstv, Jumat (16/5/2025).
Terkait dengan bukti wisuda Jokowi dan dirinya, Andi mengurai kenangan.
Bahwa yang punya dokumentasi foto lengkap wisuda Jokowi adalah temannya yang punya kamera.
"Tahun 85 itu hanya yang mempunyai tustel namanya Saminudin Baruritok, itu yang punya tustel. Dia punya dokumentasi lengkap hanya Saminudin Baruritok," kenang Andi.
Dalam pengakuannya itu, Andi juga memperlihatkan ijazah aslinya yang lulus bersamaan dengan Jokowi di tahun 1985.
Andi menjelaskan alasan tidak ada nama jurusan di ijazah dirinya dengan Jokowi.
Andi memastikan bahwa ijazahnya dengan Jokowi adalah sama hanya berbeda di nama, tempat tanggal lahir dan juga nomor ijazah.
"Ini ijazah saya, tidak berbeda dengan bapak Joko Widodo, jadi sama saja. Kalau dipermasalahkan font-nya, memang font-nya begini. Kalau jurusannya disetrip karena memang kami tidak ada jurusan. Sama (dengan Jokowi). Kalau ditanya darimana font-nya itu ya kami enggak tahu, karena kami terima dari UGM ya begini," pungkas Andi.
Mendengar penjelasan teman kuliah Jokowi, Rismon Sianipar meresponnya sinis.
Ahli Digital Forensik yang diduga dilaporkan Jokowi soal tudingan ijazah palsu itu tampak ragu dengan keaslian ijazah sang presiden.
Namun saat diminta menjelaskan soal ijazah, Rismon justru mengurai analisa soal skripsi.
Sebab menurut Rismon, skripsi Jokowi juga diduga palsu.
"Apa yang kita lihat adalah ketika pertama kali pak Sigit Sunarta Dekat Fakultas Kehutanan UGM menunjukkan fotokopi ijazah dan berikut lembar pengesahan skripsi dari apa yang diduga skripsi Joko Widodo jadi satu kesatuan. Yang kita lihat di lembar pengesahan Joko Widodo yang saya juga datangi dan dapati, itu yang kita temukan adalah kejanggalan adalah lembar pengesahan skripsi pak Jokowi itu menggunakan teknologi software atau hardware yang jauh melampaui teknologi 1985, times new roman pada tahun 1985 itu belum ada, itu menjadi default font pada Windows 1992 itu pun masih kasar," ungkap Rismon Sianipar.
Merespon pernyataan Rismon yang ragu soal keaslian ijazah dan skripsi Jokowi, Andi Pramaria pun tegas.
Diungkap Andi, ia berani menjamin bahwa ijazah miliknya dengan milik Jokowi adalah sama.
Sebab Andi bisa menceritakan kenangan dari ijazah tersebut.
"Kalau ijazah saya tunjukkan kembali, itu saya persis sama dengan pak Jokowi. Jadi kalau diminta membuktikan ijazah ini asli atau tidak terus terang saja saya enggak bisa. Tapi saya hanya memberikan historisnya," ungkap Andi.
Lagipula kata Andi, jika ijazah Jokowi disebut-sebut palsu, maka ijazah dia dan belasan wisuda lain di tahun 1985 itu juga ada kemungkinan palsu.
"Kami menerima ijazah ini pada saat kami wisuda dan kebetulan kami wisuda berbarengan dengan pak Jokowi. Sehingga kalau (ijazah) Pak Jokowi dinyatakan palsu, nah mungkin punya saya juga menjadi palsu juga," kata Andi.
Terkait dengan permasalahan font yang dibahas Rismon, Andi mengaku tidak tahu menahu.
Karena kata Andi, ia sebagai mahasiswa kala itu tidak tahu soal font atau penulisan di ijazah maupun lembar skripsi.
"Kalau yang dipermasalahkan font-nya, tanyakan ke UGM karena kami juga terimanya dari UGM," imbuh Andi.
Roy Suryo Disebut Injak Kehormatan UGM
Kini Kiai NU Syarif Rahmat secara tegas mengusulkan agar UGM mencabut ijazah Roy Suryo Cs.
Bukan tanpa alasan, Kiai Syarif menilai Roy Suryo Cs telah menginjak-injak kehormatan UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi karena tidak mempercayai ijazah Jokowi.
"Memang apa haknya orang minta ijazah orang ? apa haknya ? " kata Kiai Syarif Rahmat di Youtube PADASUKA TV.
Kiai Syarif mempertanyakan kepentingan Roy Suryo Cs ingin melihat ijazah Jokowi.
"Dengan menunjukan ijazah itu untuk apa ? Memang Jokowi mau daftar kerja ke dia, mau melamar kerjaan ? Memang dia siapa ? atasannya bukan, bukan siapa-siapa bahkan," katanya.
Ia menegaskan tak ada aturan yang mengharuskan Jokowi sebagai Presiden ke 7 Republik Indonesia untuk menunjukan ijazahnya.
"Memang ada hukum yang melarang Jokowi tidak menunjukan ijazahnya ? Gak ada. Sama dengan rekening saya, masa orang mau lihat maksa, urusannya apa ? ini rekening saya, ada atau tidak duitnya urusan saya. Lah kamu mau apa ikut-ikutan ?" kata Kiai NU.
Ia menilai bahwa kisruh ijazah Jokowi kental dengan kepentingan politik.
"Namanya musim politik. musim politik semuanya. Kacamatanya kacamata politik. Ini kan Pilpres yang gak selesai-selesai. Saya sebenarnya tidak peduli dengan urusan ijazah ini. Wong Jokowi sudah selesai, masyarakat juga sudah menikmati hasilnya," katanya.
Kiai Syarif Rahmat juga menyinggung bila memang ada yang mengkritik berarti tidak melihat hasil kerja Jokowi.
"Bahwa ada orang yang mungkin mengatakan Jokowi gagal bisa jadi karena munafik atau bisa jadi karena dia di rumah terus karena sakit keras bertahun-tahun sehingga tidak pernah melihat ada jalan baru," katanya.
Demi menjunjung kehormatan UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi, Kiai Syarif menyarankan untuk mencabut ijazah Roy Suryo Cs.
"Kalau saya begini maunya, jika perlu apabila ada alumni satu perguruan tinggi tapi punya perilaku yang tidak mencerminkan sarjana, cabut saja ijazahnya, batalkan saja gelarnya. Harus ada peraturannya. Kalau ada alumni UGM kemudian dia malah mengolok-olok kampus sendiri, cabut. Menginjak-injak kehormatan kampus," kata Kiai Syarif Rahmat." (tribunbengkulu.com)